iya kasi'e
suatu hari saat hujan tidak turun
saat Mentari masih terbit di ufuk timur
saat Simpati belum bersignal
saat XL hanya untuk ukuran baju
saat AS hanya ada pada kartu remi, dan
Saat masih adzan ditiap-tiap waktu Shalat di TVRI
Hari itu tepatnya hari Jum’at subuh, 22 Januari 1982.
terdengarlah suara tangis bayi diiringi suara adzan dari seorang Bapak berambut kribo, anak itu berkulit gelap bin bolong namun agak kekuuning-kuningan karena terinfeksi yellow virus, dia menangis sekuat superman, sekeras kepala batu, dan sekencang sinkansen
…ngeak..ngeak…ngeak….pruttt….begitulah bunyinya sambil duduk disamping pak kusir heheheh
Chairun Nas Saleh, itulah nama pemberian kedua orang tuanya dan diresmikan sambil menggunting pita kado pada waktu 2 ekor kambing dibuang namun dagingnya dimasak dan digoreng lalu dimakan oleh orang-orang dibawah tenda biru pake sendok dan garpu.
Singkat cerita…
tumbuh berkembanglah si bayi menjadi balita dengan asuhan yang penuh perjuangan yang memakan korban patah hati para tetangga karena tetangga saling berebut untuk mengasuh, memandikan, menggendong dan (sempat ingin) menyusuinya, yang akhirnya banyak tetangga yang patah hati gak mendapatkan giliran, andai saat ini giliran itu masih berlaku yah…hehehe (weiks...gak akh..tuh tetangga pasti udah pada tua)
Ia belajar dan bermain di TK Aisyah selama 2 tahun lalu menjadi Idola anak SD sekecamatan di SD 6 Kasuara kemudian didasari keinginan menjadi Uztaz, ia mondok 3 tahun di IMMIM Putra Makassar. Menjadi Uztaz ternyata tidaklah gampang, akhirnya ia kembali ke kampung untuk menuntut ilmu di SMU 1 Bulukumba, di sekolah inilah ia kembali melewati masa remajanya layaknya lirik lagu “tiada hari yang indah tanpa kehadirannnya…” (yang tau lagu ini pasti ketahuan orang-orang dulu atau termasuk kumpulan ROTARI = Rombongan Tau Riolo, heheeh), setelah kembali membuat banyak patah hati para siswi dan sebahagian siswa karena kharismanya, ia pun dinyatakan lulus di tahun ke 3 SMU..
Akhirnya….
Ia Hijrah Ke Kota dingin Malang untuk JIHAT alias Jalan-jalan dan Lihat-lihat di Kampus yang punya slogan Kampus Putih Muhammadiyah Malang…sambil jalan dan melihat-lihat sekian tahun, iapun mendapatkan gelar baru sebagai Sarjana Sosial di jurusan Ilmu Komunikasi…
Dan sampai saat ini
mentaripun masih terbit diufuk timur, namun
Simpati sudah punya signal
XL sudah menjadi judul film
AS (hari) menjadi teman kontrakannya, dan
Saat masih tetap adzan ditiap-tiap waktu shalat bukan hanya di TVRI namun diseluruh Industri Televisi di Indonesia