Aku sangat menatikan kedatangannya, karena aku dapat bertanya tentang beberapa hal mengenai tempat-tempat yang belum pernah kudatangi, yah karena usiaku saat itu masih kecil, masih duduk dibangku SD sehingga ibu dan ayahku tidak mengijinkan aku bermain terlalu jauh dari rumah, dan untuk berharap mereka dapat membawaku berwisata adalah hal yang gak boleh aku coba harapkan.
Di desa kami yang jalur transportasi masih sangat buruk, membuat orang-orang makin sedikit yang mau menetap, mereka berusaha untuk bisa pindah kekota dengan alasan agar dapat memiliki kehidupan layak. Berbeda dengan keluarga kami yang harus menetap di tempat ini karena alasan kerjaan ayah yang sangat dibutuhkan sebagai seorang pendidik.
Senin siang itu, pak.paseng datang untuk kesekian kalinya, seperti biasa aku selalu menunggunya sambil duduk dibawa pohon mangga depan rumahku. Aku yakin pak.paseng sudah mendatangi beberapa tempat walau hanya menggunakan sepeda tua, itu terlihat bagaimana dia menjelaskan padaku akan indahnya Pantai Bira, tekunnya para pengrajin Perahu pinIsi di Wilayah Tanah Beru, dan masih banyak lagi hal yang sering kuminta bantuannya, bahkan aku pernah minta tolong untuk menjelaskan bagaimana aku bisa ada, yang waktu itu pak.paseng hanya tersenyum sambil berkata karena ayah dan ibuku sering berbincang ditengah malam, aku tidak puas akan jawabannya, kenapa dengan berbincang saja aku bisa ada.
Tamat dari bangku SD aku mendapat kesempatan untuk bersekolah jauh dari rumah melanjutkan SMP sampai kebangku Kuliah, terkadang aku mengingat Pak.Paseng, apakah beliau masih mengantarkan surat atau sudah pension, karena jaman telah berubah orang-orang lebih memilih sarana HP dan Email untuk saling memberi kabar.
Pada saat liburan semester kupulang kekampung dan berharap bisa ketemu beliau, namun kata orang-orang pak.paseng lagi cuti, dia mengunjungi keluarganya di Desa yang lumayan jauh dari tempatku, liburan kuhabiskan tanpa bertemu beliau.
Hari ini, saatnya aku kembali lagi kerumah setelah kuliah kukelarkan, hari pertama kuhabiskan waktu bersama keluarga dan bercerita bagaimana kehidupanku di tanah jawa, esoknya kusempatkan untuk ke kantor pos untuk menemui pak.paseng, namun tak ada orang yang mengenalnya hingga seorang tua mendekatiku sambil membawa sapu yang kuyakin dia adalah cleaning service yang dulu sering kulihat dikantor ini. Nak nyari pak.paseng? tanyanya terbata-bata, iya pak, dimana beliau? Apakah lagi mengantarkan surat? Tanyaku tanpa sabar krena ingin tau, maaf nak, pak.paseng telah tenang dia mungkin saat ini telah menikmati kiriman doa-doa di Alam sana, tak terasa air mataku mengucur, kuingat bagaimana dia menjawab pertanyan-pertanyanku dengan begitu sabar, aku menyesal tak menemuinya selama aku pergi menuntut ilmu, nak ada titipan pak.paseng buatmu. Kubuka amplop titipan pak.paseng kubaca kalimat yang makin membuatku meneteskan airmata.
“nas..ada tempat yang belum pernah kuceritakan akan keindahannya, insya allah kelak kita akan bertemu ditempat itu, berbuat baiklah selalu seperti arti namamu”