“Baiklah saya memilih pilihan kedua”
“Kamu siap kalau begitu?”
“Iyah..saya punya cita-cita”
“Jangan hanya niat yah!!”
“Saya pikir semuanya diawali dari niat”
“Baguslah kalau kamu sudah mengerti”
“Saya juga bosan begini terus, kapan saya bisa maju”
“Kamu kan sudah punya peluang kemarin?”
“Itu bukan peluang”
“Trus apa?”
“Kemarin gak menjanjikan bagiku”
“Jadi..?”
“Saya terima tawaran bapak yang kedua, kapan saya berangkat”
“Besok lusa kakakmu menjemputmu dipelabuhan perak surabaya”
“Jadi saya berangkat lusa?’
“Iya…kecuali kalau kamu mau turun kesawah lalu kamu nikah dengan sepupumu”
“siapkan semua berkasmu, kamu akan kursus 3 bulan dipare kediri setelah itu kamu ikut UMPTN di malang”
“banggakan kami sebagai orang tuamu..suatu hari kamu akan tahu apa yang membuat kami bangga”
bruk…ah..kurebahkan badanku diatas kasur
akhirnya hari ini status mahasiswa kutanggalkan setelah 6 tahun kesandang predikat itu..yah cukup lama juga aku menyelesaikan masa studiku, skripsi kutinggalkan selama setahun stengah untuk konsen menjadi asisten dilaboratorium audio visual di kampsuku dan menjadi pekerja paruh waktu ditempat yang sama, bagiku terlambat lulus gak masalah yang penting aku mendapatkan sesuatu pengalaman dan keterampilan lain yang memadai dibanding teori yang tiap hari menjadi nyayian merdu didalam kelas.
“Gimana proses wisudamu? “ Tanya dikin sahabatku, memecah lamunanku
“Yah…cukup melelahkan..akhirnya smua slesai,” jawabku sambil mengambil sebatang rokok lalu menyalakannya
“Aaah…its time to fight bro…”
“Hahaha…so do it as you can”
Dikin ikut baring disampingku sembari menghembuskan asap rokok berbentuk bulatan kecil yang lama-lama menjadi besar
“Kadang aku berfikir hidup ini begitu cepat bagaikan asap yang kau hembuskan”
“Hahaha mulai lagi kegilaanmu….santai aj bro…timpal dikin spontan memotong omonganku”
“Dengar dululah!!…asap itu mulainya hanya lingkran kecil lama-lama membentuk lingkaran besar lalu hilang…hiduppun begitu mulai dari kita lahir lama-lama kita tumbuh menjadi besar lalu akhirnya hilang, mati bro…”
“So…maksudmu apa?” Kembali dikin memotong omonganku
“Yup…hidup ini harus berarti, hidup ini harus punya tujuan.
Bila kita mati setidaknya ada sesuatu yang berarti yang akan menjadi kenang-kenangan bagi orang-orang yang menyayangi kita dan bagi orang lain. Dan menjadi amal jariyah bro”
“Maksudmu layaknya asap rokok yang berhembus lalu hilang namun meninggalkan nikotin dalam tubuh yang menjadi kenang-kenangan bagi orang yang menyukai rokok.”
“Hahaha itu mah…kenang-kenangan buruk, “ jawabku sambil ikut mencoba memainkan hembusan asap rokokku, walau hanya bisa membentuk lingkaran kecil lalu hilang. Mungkin juga akan begitulah hidupku belum dapat tumbuh menjadi orang besar sudah keburu hilang dimuka bumi dan malah meninggalkan kenangan-kenangan buruk bagi orang lain
….naudzu billah min dzalik…jangan akh…
“Apa rencanamu sekarang bro?” mengalihkan pembicaraanku ketopik lain
“Entahlah….keinginanku besar bisa bergabung disalah satu media televisi,” jawabku datar
“Baguslah..kamu bisa mencoba ikut gabung dalam industri yang kerjanya hanya melakukan pembodohan dimasyarakat, industri yang hanya memikirkan keuntungan tanpa berusaha ikut andil dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat, memanjakan mereka lewat tontonan yang belapiskan industri kapitalis yang muatannya banyak tontonan dengan sedikit tuntunan yang bisa dipetik”
“Hahaha bisa aja kamu..bisa jadi lewat sumbangan ide dan keahlianku aku bisa membuat suatu ide yang bagus untuk dicerna oleh masyarakat,” ujarku mencoba menanggapi kritikannya tentang media yang memang telah menguasai kehidupan moral bangsa indonesia.
“Hahah mimpi kali..e…ada banyak tontonan namun kesemuanya tetap aja ada tidak lepas dari kepentingan bisnis yang sering kali tidak memikirkan dampak negatif yang berkembang dimasyarakat. Sinetron yang berbau agama banyak terproduksi namun dibalik itu pembodohan tetap tercipta, suatu sinetron akan memiliki nilai ratting tinggi pabila dikemas lewat penampilan artis yang cantik versi media, masyarakat akhirnya terhipnotis memaknai kecantikan lewat apa yang mereka lihat dilayar kaca. pabila ingin menjadi muslimah yang cantik mereka harus menggunakan kerudung yang seksi dengan sedikit rambut menghiasi dahi, wajah tertutup namun bawa tetap menonjol. Setiap subuh media menyodorkan siraman rohani, mereka mengajarkan cara hidup yang damai lewat keteguhan beragama yang diselingi gaya guyonan khas suatu daerah atau lewat selingan tangisan yang seolah-olah lewat tangisanlah hati akan tenang,dampaknya banyak masyarakat hanya menyenangi sosok si dai malah bukan meaktualisasikan petuah yang mereka ucapkan, malah yang parah dari para masyarakat mereka memperdebatkan siapa yang bagus dalam memberikan siraman rohani lewat gaya, wajah, suara dll..haha malah kerjaan yang aneh kan…”
“Hahah…” aku hanya bisa tertawa melihat mimik sahabatku satu ini dalam mengkritisi media massa. Serius dan seakan muak dengan para kerjaan sang kapitalis tontonan, kecuali tayangan bola yang dianggapnya cukup mencerdaskan, karena lewat media, para atlit indonesia dapat belajar untuk lebih maju. Mungkin baiknya ivan kolev gak usah dikontrak PSSI, cukup para atlit menonton setiap tayangan program olah raga sepakbola..hahaha
Hujan tadi sore masih menyisakan becek di Gang Tlogo Alkautsar
Genangan airnya keruh. Dingin malam yang bercampur kesunyian menina bobokan penghuni kontrakan 58 yang rata-rata mereka adalah mahasiswa yang berasal dari sulawesi-selatan. detik jam berdetak membuatku menyatu dengan waktu yang terus berjalan. Malang yang dingin. Hati gundah saat kuterinngat percakapanku dengan bapakku. Kebanggaan yang diharapkan terus kupikirkan, aku bisa kuliah, beliau pasti bangga, aku akhirnya lulus itupun telah membuatnya bangga, dan sekarang pasca kelulusanku aku harus berbuat sesuatu kembali untuk membuatnya tambah bangga..yah..kuharus masuk kedunia kerja.mandiri dengan kemapuanku menghadapi kehidupan. Dalam tiap langkah hidupku masih terselimuti kata ínilah aku, sebagai anak, bukan inilah bapakku!
Pagi menyisakan embun semalam, walau mentari belum tersenyum, namun riuh kendaraan mulai terdengar
“Blum tidur bro?” Sapa dikin memecahkan lamunanku
“Iya belum….” jawabku.
“Santai aja bro…kalau kamu memikirkan kerjaan yakinlah suatu hari kamu akan dapat…hari ini kan sabtu coba aja beli beberapa koran, biasanya dihari sabtu banyak iklan lowongan kerjaan.” Sambil membenagkan kepalanya dibalik selimut..dikin terus menyemangati hatiku yang memang sedang gundah…
“Iya bro…aku hampir lupa kalau hari ini hari sabtu, perasaaan tiap hari sama saja.”
“Ah…orang yang aneh..udah lulus masih lupa nama-nama hari…cpek dech…”
“Bangun bro…laporan sana…” sambil kutarik selimut yang menutupinya aku mencoba membuat dikin terjaga dari tidur
“Ei….dingin tau….” ,balasnya sambil menarik kembali menarik selimut
Kulangkahkan kakiku menuju ruang belakang samping dapur, kuputar keran air, hawa dingin yang kurasakan menjadi media si setan menggodaku, malas banget untuk melanjutkan keinginanku shalat subuh..
“Cepat bro…gantian!!! Matahari entar lagi tertawa, dia masih sikat gigi jadii cepetan…” teriak dikin..
aku sempat kaget dan spontan aku mulai mengambil air wudhu..
“Eh lihat ada lowongan design grafis didaerah ngoro mojokerto,
coba ambil peluang ini..” ujar dikin sambil meyodorkan koran yang baru kubeli tadi pagi, namun belum kubaca karena nagntuk mulai menyerangku, aku baring sambil berusaha tidur
“Ok saya coba ambil peluang ini,” mataku kembali melek..
Kunyalakan komputerku dan mulai menulis surat lamaran…print..lalu akhirnya surat itu telah terkemas diamplop coklat dan telah berpindah tangan keputugas pos.
“Makasih pak..” ujarku sambil tersemyum
“Yah sama-sama, besok surat ini sampai mas..” balas petugas pos sembari tersungging senyuman diwajahnya
Dengan perasaan lega kukeluar dari kantor pos, dan mulai meliuk-liuk bersama sepeda motorku ditengah kemacetan kota malang pagi itu.
Ngantuk mulai menyangku kembali saat kuparkir motorku didepan rumah.
Kubaca pesan singkat yang tertempel di dicermin kamar
“Ada undangan nikah untukmu, kutaruh dibalik novel olivia
Aku dikomisariat HMI Fisip, kalau ada teman yang nyari suruh kesana aja. from DIKIN.”
Kubuka perlahan sebuah undangan yang berwarna ungu, tertera sebuah nama yang gak asing bagiku Kurniawati seorang gadis yang kusayangi akan segera melangsungkan akad nikah dengan Muas Hamid, sesaat aku tak percaya…kaget bercampur gelisah menyatu..
kuraih handphoneku kucoba menelpon..
nomer yang anda hubungi untuk sementar tidak dapat dihubungi
Kegelisahan yang sempat kurasakan kucoba imbangi dengan pikiran tenang.
.yah…doaku untukmu dek.
.aku mungkin bukanlah yang terbaik untukmu namun kupunya cinta yang tulus untukmu, kubangga mengakui itu.
selamat menempuh hidup baru dek..maaf kutak bisa hadir dihari bahagiamu..
Siang yang panas
Entah berapa lowongan kerja yang telah kukirim
Akhirnya siang itu sebuah nomer kode wilayah surabaya tertera di layar Hpku. Memanggil
“Halo…” openingku menerima panggilan
“Selamat siang, benar ini saudara maheswara “
“Iya benar…siapa yach…”
“Kami dari PT the gaga asenna mengundang saudara untuk datang mengikuti wawancara besok hari senin jam sembilan tepat di jalan angrek nomer 22 di gedung balle-balle lantai 16, saudara langsung menghubungi ibu Nisa. Ada pertanyaan.”
“Maaf mbak saya lupa, diperusahan ini saya mengajukan lamaran pada posisi apa?”
“Saudara melamar dibagiaan staff senior design grafis,” balasnya
“Yah..makasih mbak…saya rasa smuanya sudah jelas saya usahakan tepat waktu.”
“Baiklah..kami tunggu kedatangan saudara..selamat siang”
“Selamat siang. “balasku
Tut..tut..tut
Sembari terus berdoa..kulalui hari ini dengan keyakinan hanya Allah yang bisa mebantuku melancarkan segala urusan yang kuhadapi, esok adalah kesempatan bagiku untuk mencoba meraih asa yang kuimpikan, esok semoga menjadi satu jalan untuk kembali kubisa membuat bangga kedua orang tuaku untuk sekali lagi.amin ya rabbil alamin
Hari inipun kutelah mengetahui apa sejatinya yang dapat membuat beliau bangga. Keimanan yang teguh dan menjadi seorang muslim itulah yang sebenarnya harapan beliau, karena kebanggaan beliau didepan-Nya melebihi kebanggan didepan makhluk-Nya
“Kamu siap kalau begitu?”
“Iyah..saya punya cita-cita”
“Jangan hanya niat yah!!”
“Saya pikir semuanya diawali dari niat”
“Baguslah kalau kamu sudah mengerti”
“Saya juga bosan begini terus, kapan saya bisa maju”
“Kamu kan sudah punya peluang kemarin?”
“Itu bukan peluang”
“Trus apa?”
“Kemarin gak menjanjikan bagiku”
“Jadi..?”
“Saya terima tawaran bapak yang kedua, kapan saya berangkat”
“Besok lusa kakakmu menjemputmu dipelabuhan perak surabaya”
“Jadi saya berangkat lusa?’
“Iya…kecuali kalau kamu mau turun kesawah lalu kamu nikah dengan sepupumu”
“siapkan semua berkasmu, kamu akan kursus 3 bulan dipare kediri setelah itu kamu ikut UMPTN di malang”
“banggakan kami sebagai orang tuamu..suatu hari kamu akan tahu apa yang membuat kami bangga”
bruk…ah..kurebahkan badanku diatas kasur
akhirnya hari ini status mahasiswa kutanggalkan setelah 6 tahun kesandang predikat itu..yah cukup lama juga aku menyelesaikan masa studiku, skripsi kutinggalkan selama setahun stengah untuk konsen menjadi asisten dilaboratorium audio visual di kampsuku dan menjadi pekerja paruh waktu ditempat yang sama, bagiku terlambat lulus gak masalah yang penting aku mendapatkan sesuatu pengalaman dan keterampilan lain yang memadai dibanding teori yang tiap hari menjadi nyayian merdu didalam kelas.
“Gimana proses wisudamu? “ Tanya dikin sahabatku, memecah lamunanku
“Yah…cukup melelahkan..akhirnya smua slesai,” jawabku sambil mengambil sebatang rokok lalu menyalakannya
“Aaah…its time to fight bro…”
“Hahaha…so do it as you can”
Dikin ikut baring disampingku sembari menghembuskan asap rokok berbentuk bulatan kecil yang lama-lama menjadi besar
“Kadang aku berfikir hidup ini begitu cepat bagaikan asap yang kau hembuskan”
“Hahaha mulai lagi kegilaanmu….santai aj bro…timpal dikin spontan memotong omonganku”
“Dengar dululah!!…asap itu mulainya hanya lingkran kecil lama-lama membentuk lingkaran besar lalu hilang…hiduppun begitu mulai dari kita lahir lama-lama kita tumbuh menjadi besar lalu akhirnya hilang, mati bro…”
“So…maksudmu apa?” Kembali dikin memotong omonganku
“Yup…hidup ini harus berarti, hidup ini harus punya tujuan.
Bila kita mati setidaknya ada sesuatu yang berarti yang akan menjadi kenang-kenangan bagi orang-orang yang menyayangi kita dan bagi orang lain. Dan menjadi amal jariyah bro”
“Maksudmu layaknya asap rokok yang berhembus lalu hilang namun meninggalkan nikotin dalam tubuh yang menjadi kenang-kenangan bagi orang yang menyukai rokok.”
“Hahaha itu mah…kenang-kenangan buruk, “ jawabku sambil ikut mencoba memainkan hembusan asap rokokku, walau hanya bisa membentuk lingkaran kecil lalu hilang. Mungkin juga akan begitulah hidupku belum dapat tumbuh menjadi orang besar sudah keburu hilang dimuka bumi dan malah meninggalkan kenangan-kenangan buruk bagi orang lain
….naudzu billah min dzalik…jangan akh…
“Apa rencanamu sekarang bro?” mengalihkan pembicaraanku ketopik lain
“Entahlah….keinginanku besar bisa bergabung disalah satu media televisi,” jawabku datar
“Baguslah..kamu bisa mencoba ikut gabung dalam industri yang kerjanya hanya melakukan pembodohan dimasyarakat, industri yang hanya memikirkan keuntungan tanpa berusaha ikut andil dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat, memanjakan mereka lewat tontonan yang belapiskan industri kapitalis yang muatannya banyak tontonan dengan sedikit tuntunan yang bisa dipetik”
“Hahaha bisa aja kamu..bisa jadi lewat sumbangan ide dan keahlianku aku bisa membuat suatu ide yang bagus untuk dicerna oleh masyarakat,” ujarku mencoba menanggapi kritikannya tentang media yang memang telah menguasai kehidupan moral bangsa indonesia.
“Hahah mimpi kali..e…ada banyak tontonan namun kesemuanya tetap aja ada tidak lepas dari kepentingan bisnis yang sering kali tidak memikirkan dampak negatif yang berkembang dimasyarakat. Sinetron yang berbau agama banyak terproduksi namun dibalik itu pembodohan tetap tercipta, suatu sinetron akan memiliki nilai ratting tinggi pabila dikemas lewat penampilan artis yang cantik versi media, masyarakat akhirnya terhipnotis memaknai kecantikan lewat apa yang mereka lihat dilayar kaca. pabila ingin menjadi muslimah yang cantik mereka harus menggunakan kerudung yang seksi dengan sedikit rambut menghiasi dahi, wajah tertutup namun bawa tetap menonjol. Setiap subuh media menyodorkan siraman rohani, mereka mengajarkan cara hidup yang damai lewat keteguhan beragama yang diselingi gaya guyonan khas suatu daerah atau lewat selingan tangisan yang seolah-olah lewat tangisanlah hati akan tenang,dampaknya banyak masyarakat hanya menyenangi sosok si dai malah bukan meaktualisasikan petuah yang mereka ucapkan, malah yang parah dari para masyarakat mereka memperdebatkan siapa yang bagus dalam memberikan siraman rohani lewat gaya, wajah, suara dll..haha malah kerjaan yang aneh kan…”
“Hahah…” aku hanya bisa tertawa melihat mimik sahabatku satu ini dalam mengkritisi media massa. Serius dan seakan muak dengan para kerjaan sang kapitalis tontonan, kecuali tayangan bola yang dianggapnya cukup mencerdaskan, karena lewat media, para atlit indonesia dapat belajar untuk lebih maju. Mungkin baiknya ivan kolev gak usah dikontrak PSSI, cukup para atlit menonton setiap tayangan program olah raga sepakbola..hahaha
Hujan tadi sore masih menyisakan becek di Gang Tlogo Alkautsar
Genangan airnya keruh. Dingin malam yang bercampur kesunyian menina bobokan penghuni kontrakan 58 yang rata-rata mereka adalah mahasiswa yang berasal dari sulawesi-selatan. detik jam berdetak membuatku menyatu dengan waktu yang terus berjalan. Malang yang dingin. Hati gundah saat kuterinngat percakapanku dengan bapakku. Kebanggaan yang diharapkan terus kupikirkan, aku bisa kuliah, beliau pasti bangga, aku akhirnya lulus itupun telah membuatnya bangga, dan sekarang pasca kelulusanku aku harus berbuat sesuatu kembali untuk membuatnya tambah bangga..yah..kuharus masuk kedunia kerja.mandiri dengan kemapuanku menghadapi kehidupan. Dalam tiap langkah hidupku masih terselimuti kata ínilah aku, sebagai anak, bukan inilah bapakku!
Pagi menyisakan embun semalam, walau mentari belum tersenyum, namun riuh kendaraan mulai terdengar
“Blum tidur bro?” Sapa dikin memecahkan lamunanku
“Iya belum….” jawabku.
“Santai aja bro…kalau kamu memikirkan kerjaan yakinlah suatu hari kamu akan dapat…hari ini kan sabtu coba aja beli beberapa koran, biasanya dihari sabtu banyak iklan lowongan kerjaan.” Sambil membenagkan kepalanya dibalik selimut..dikin terus menyemangati hatiku yang memang sedang gundah…
“Iya bro…aku hampir lupa kalau hari ini hari sabtu, perasaaan tiap hari sama saja.”
“Ah…orang yang aneh..udah lulus masih lupa nama-nama hari…cpek dech…”
“Bangun bro…laporan sana…” sambil kutarik selimut yang menutupinya aku mencoba membuat dikin terjaga dari tidur
“Ei….dingin tau….” ,balasnya sambil menarik kembali menarik selimut
Kulangkahkan kakiku menuju ruang belakang samping dapur, kuputar keran air, hawa dingin yang kurasakan menjadi media si setan menggodaku, malas banget untuk melanjutkan keinginanku shalat subuh..
“Cepat bro…gantian!!! Matahari entar lagi tertawa, dia masih sikat gigi jadii cepetan…” teriak dikin..
aku sempat kaget dan spontan aku mulai mengambil air wudhu..
“Eh lihat ada lowongan design grafis didaerah ngoro mojokerto,
coba ambil peluang ini..” ujar dikin sambil meyodorkan koran yang baru kubeli tadi pagi, namun belum kubaca karena nagntuk mulai menyerangku, aku baring sambil berusaha tidur
“Ok saya coba ambil peluang ini,” mataku kembali melek..
Kunyalakan komputerku dan mulai menulis surat lamaran…print..lalu akhirnya surat itu telah terkemas diamplop coklat dan telah berpindah tangan keputugas pos.
“Makasih pak..” ujarku sambil tersemyum
“Yah sama-sama, besok surat ini sampai mas..” balas petugas pos sembari tersungging senyuman diwajahnya
Dengan perasaan lega kukeluar dari kantor pos, dan mulai meliuk-liuk bersama sepeda motorku ditengah kemacetan kota malang pagi itu.
Ngantuk mulai menyangku kembali saat kuparkir motorku didepan rumah.
Kubaca pesan singkat yang tertempel di dicermin kamar
“Ada undangan nikah untukmu, kutaruh dibalik novel olivia
Aku dikomisariat HMI Fisip, kalau ada teman yang nyari suruh kesana aja. from DIKIN.”
Kubuka perlahan sebuah undangan yang berwarna ungu, tertera sebuah nama yang gak asing bagiku Kurniawati seorang gadis yang kusayangi akan segera melangsungkan akad nikah dengan Muas Hamid, sesaat aku tak percaya…kaget bercampur gelisah menyatu..
kuraih handphoneku kucoba menelpon..
nomer yang anda hubungi untuk sementar tidak dapat dihubungi
Kegelisahan yang sempat kurasakan kucoba imbangi dengan pikiran tenang.
.yah…doaku untukmu dek.
.aku mungkin bukanlah yang terbaik untukmu namun kupunya cinta yang tulus untukmu, kubangga mengakui itu.
selamat menempuh hidup baru dek..maaf kutak bisa hadir dihari bahagiamu..
Siang yang panas
Entah berapa lowongan kerja yang telah kukirim
Akhirnya siang itu sebuah nomer kode wilayah surabaya tertera di layar Hpku. Memanggil
“Halo…” openingku menerima panggilan
“Selamat siang, benar ini saudara maheswara “
“Iya benar…siapa yach…”
“Kami dari PT the gaga asenna mengundang saudara untuk datang mengikuti wawancara besok hari senin jam sembilan tepat di jalan angrek nomer 22 di gedung balle-balle lantai 16, saudara langsung menghubungi ibu Nisa. Ada pertanyaan.”
“Maaf mbak saya lupa, diperusahan ini saya mengajukan lamaran pada posisi apa?”
“Saudara melamar dibagiaan staff senior design grafis,” balasnya
“Yah..makasih mbak…saya rasa smuanya sudah jelas saya usahakan tepat waktu.”
“Baiklah..kami tunggu kedatangan saudara..selamat siang”
“Selamat siang. “balasku
Tut..tut..tut
Sembari terus berdoa..kulalui hari ini dengan keyakinan hanya Allah yang bisa mebantuku melancarkan segala urusan yang kuhadapi, esok adalah kesempatan bagiku untuk mencoba meraih asa yang kuimpikan, esok semoga menjadi satu jalan untuk kembali kubisa membuat bangga kedua orang tuaku untuk sekali lagi.amin ya rabbil alamin
Hari inipun kutelah mengetahui apa sejatinya yang dapat membuat beliau bangga. Keimanan yang teguh dan menjadi seorang muslim itulah yang sebenarnya harapan beliau, karena kebanggaan beliau didepan-Nya melebihi kebanggan didepan makhluk-Nya